Skip to content

LET'S DO SOME

READING

RISETalk 35: Meaningful Youth Internship

Penulis : Jennifer Dinata

Editor : Mohammad Fathur Rozi 

Halo Sobat Remaja!

Istilah magang (internship) merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan pengalaman bekerja dan berorganisasi bagi pelajar dan mahasiswa. Magang bisa berdurasi selama 3 bulan, 6 bulan, atau bahkan setahun. Tentu saja hal tersebut ada yang bersifat paid maupun unpaid. Tujuan internship adalah untuk belajar di lapangan dan mendapatkan pengalaman kerja sebenar-benarnya sebelum lulus. Hal ini dibutuhkan sebagai pengenalan terhadap etika di dunia profesional nanti.

Pada kesempatan kali ini, RISETalk 35 hadir membahas seputar internship dengan narasumber dari perwakilan divisi magang di RISE Foundation. Terdapat lima divisi yaitu Advokasi dan Kerjasama yang diwakili oleh Kak Syarifah, Penelitian dan Pengembangan yang diwakili oleh Kak Adif, Program yang diwakili oleh Kak Andin, serta Social Media Campaign dan Website Content Development yang diwakili oleh Kak Jennifer.

Menurut Kak Jennifer, kegiatan yang dilakukan ketika akan memasuki dunia magang pastinya mempersiapkan diri kita dengan baik sesuai divisi yang dipilih. Kita harus mempersiapkan CV, skill, dan interview. Sedangkan menurut Kak Adif, yang dibutuhkan adalah kesiapan kerja dalam motivasi diri. Kesiapan diri menjadi hal penting karena dunia kerja tidak berisi kesenangan semata. Harus ada kemauan untuk berusaha demi tempat magang yang kita masuki tersebut. Misalkan kita tidak siap, kemungkinan besar organisasi atau perusahaan tempat magang juga tidak akan menerima kita. Terkadang, kita merasa tidak siap ketika sudah masuk sehingga menjadi tidak niat kemudian drop out. Oleh karena itu, sebaiknya harus sudah siap terlebih dahulu bahkan dari niatan.

Kak Andin berpendapat bahwa kita harus benar-benar mencari informasi tentang tempat magang yang ingin kita tuju. Jangan sampai kita tidak tahu tempat itu bergerak di bidang apa dan pekerjaan yang diberikan apa saja. Banyak orang yang bertujuan untuk belajar tetapi asal memilih tempat, padahal seharusnya tidak seperti itu. Kita harus bisa mendapatkan ilmu dan memberikan kontribusi ke tempat magang tersebut. Apabila kita sudah mengetahui background tempat magang dan apa saja job description yang harus dilakukan, nanti tujuan kita akan menjadi lebih jelas. 

Saat ini, kegiatan magang dapat dilaksanakan secara daring maupun luring. Tentunya terdapat  perbedaan di antara keduanya. Menurut Kak Jennifer, magang offline lebih terasa seperti bekerja di kantor dan lebih banyak berinteraksi dengan teman magang lainnya. Sementara itu, magang online lebih jarang berinteraksi dengan orang lain. Mungkin ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas lain yang harus dilakukan oleh tiap peserta magang. Pendapat tersebut disetujui oleh Kak Adif. Ketika magang offline, kita bisa berbincang-bincang dengan orang di sebelah kita secara langsung. Proses koordinasi akan lebih cepat karena bisa mendekati orang tersebut secara langsung. Hal itu berbeda dengan magang online yang kita harus menghubungi orang lain melalui pesan kemudian menunggu balasan. Meskipun begitu, magang online membuat setiap prosesnya lebih fleksibel. Kak Andin menambahkan,  magang offline dapat mempererat bonding dengan orang lain sedangkan magang online dapat menghemat waktu dan tempat. 

Lalu, bagaimana cara menjalin komunikasi dengan sesama intern secara online? Apalagi tidak jarang seseorang menjadi “ilang-ilangan” atau ghosting apabila hanya berinteraksi secara online.

Menurut Kak Jennifer, yang pertama adalah berkenalan terlebih dahulu dengan satu sama lain. Dari situ kita dapat melihat apakah obrolannya satu frekuensi atau tidak. Kedua, sebisa mungkin kita mengingatkan tugas divisi kepada sesama intern. Sebaiknya ada satu koordinator yang mengingatkan kita pembagian tugas untuk setiap orang dan kapan deadline-nya. Sebisa mungkin, kita harus membalas pesan dari teman magang lain dan koordinator sesibuk apapun kegiatan kita. Tidak harus selalu fast response, tetapi sebaiknya standby untuk saling memberi kabar. Kak Adif menambahkan, bonding pertama yang dilakukan bisa dimulai dari teman satu divisi dengan berbincang-bincang santai. Kemudian, perlu dibuat sistem yang disetujui oleh semua anggota mengenai manajemen pembagian tugas, jadwal deadline, dan koordinator.

Kak Andin mendukung pendapat Kak Jennifer tentang koordinator, terlebih dalam tugasnya untuk memantau apakah kerja tiap anggotanya sesuai kerangka yang sudah ditentukan. Selain itu, komunikasi di grup juga tidak hanya membahas tentang magang, tetapi sebisa mungkin sekadar basa-basi. Misalnya di tengah-tengah proses produksi konten, kita bisa membuat diskusi kecil di grup meskipun membahas topik di luar magang. Jangan lupa juga untuk merespon apabila ada yang berbicara di grup untuk menjaga komunikasi dan flow kerja. 

Kak Jennifer menyampaikan salah satu keseruan magang adalah dapat melihat kantor sebagai bayangan lokasi bekerja nanti. Namun, dia mengeluhkan banyak perusahaan yang mentor magangnya cenderung cuek dan galak ketika mengajari anak-anak magang. Tetapi secara pribadi, dampak negatif magang online adalah kurang adanya interaksi secara langsung, sehingga tidak bisa merasakan dunia perkantoran sesungguhnya.

Ketika di sekolah, kita belajar kemudian mengerjakan PR. Sementara itu, ketika bekerja kita dituntut untuk mengerjakan sesuatu dan harus selesai. Menurut Kak Adif, dengan mengikuti magang kita akan relatif lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena saat ini mayoritas perekrut mencari orang-orang yang sudah memiliki pengalaman magang atau organisasi. Di sisi lain, waktu kita akan tersita, misalnya waktu untuk bermain jadi terpakai untuk bekerja. Namun, hal tersebut akan tetap worth it apabila kita menikmati apa yang kita kerjakan di tempat magang.

Kak Andin menambahkan, dampak positif dari magang salah satunya adalah mendapatkan pengalaman yang dapat langsung diproyeksikan untuk tujuan kita ke depannya. Kita juga bisa mendapatkan ilmu dari senior. Meskipun tidak jarang kita bisa mendapatkan pressure juga sehingga kita harus selektif dalam memilih tempat magang yang nyaman.

Apabila kita ingin menjalani magang yang dibayar, kita dapat perusahaan besar karena organisasi atau yayasan jarang memberikan bayaran untuk peserta magang. Kak Jennifer berpendapat bahwa paid dan unpaid internship perbedaannya bukan hanya uang, tetapi dipengaruhi juga dengan tanggung jawab yang menyertainya. Paid internship umumnya memiliki tanggung jawab yang serius, seperti mengharuskan kita untuk masuk kantor setiap hari dan beban kerja yang lebih berat. Sementara itu, unpaid internship memiliki kegiatan yang lebih santai dengan tekanan yang lebih kecil. Jadi, perlu dipikirkan lagi Sobat Remaja lebih dapat menguasai kegiatan yang mana. Tidak jarang, seserius apapun kegiatan magang yang dilakukan, ada orang yang menganggap uang sebagai bonus. Poin yang paling penting adalah pengalaman yang didapatkan.

Sobat Remaja sudah tahu belum kalau magang di RISE Foundation dapat dilakukan secara lintas jurusan?

Kak Syarifah sebagai staf divisi Advokasi dan Kerjasama aslinya berkuliah di jurusan farmasi. Ketika berkuliah dia belajar tentang vaksin dan pasien, di RISE Foundation dia belajar membuat MoU, membuat webinar, serta menjalin komunikasi dengan orang baru. Kak Jennifer juga sama, dia menjadi staf divisi Website Content Development sedangkan prodi perkuliahannya adalah Manajemen Bisnis. Dia merasa hobinya menulisnya tersalurkan ketika menulis artikel mengenai isu-isu di kalangan remaja. 

Kak Andin dari divisi Program juga sebenarnya berasal dari program studi Bahasa Asing Terapan. Di divisi Program, dia merasakan bagaimana menjadi kreator konten tentang remaja. Dia belajar bagaimana cara menyusun infografis dan membuat acara untuk disajikan ke orang lain. Melalui proses tersebut, ia juga mempelajari isu-isu yang sebelumnya tidak diketahui.

Terakhir menurut Kak Adif, sebagai alumni jurusan Manajemen Kebijakan Publik cukup sejalan dengan tugasnya di divisi Penelitian dan Pengembangan. Namun, dia tetap mendapatkan pengetahuan baru mengenai isu-isu kesehatan remaja karena jarang mempelajarinya di perkuliahan. Magang di RISE Foundation membuatnya lebih teredukasi tentang tren yang sedang terjadi saat ini dan bagaimana menerapkannya secara positif bagi lingkungan sekitar.

Highlight

Article

Kick Off the 2nd Year of KOPAJA

On the first day of the activity, the agenda began with remarks from RISE Foundation representatives and the reading and signing of the cooperation contract. The main session discussed reflections on the implementation of the Urban Futures 2024 programme, with discussions on obstacles, lessons learned, and improvements that need to be made in 2025. One of the major changes is the adjustment of the cooperation model with CAI organisations, where in the future, KOPAJA will no longer refer to one particular organisation in involving inclusivity. This change aims to open up wider collaboration opportunities with various other inclusion organisations.

Read More »
Article

YOUTH NUTRITIATIVE II

RISE Foundation supported by the Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia is committed to encouraging inclusive and meaningful youth participation in the fulfilment of the right to nutrition information and access to healthier, safer, affordable, responsible and less wasteful food for adolescents in Indonesia.
This commitment is realised through the Youth Nutritative (Nutrition Innovative) batch II initiative. Youth Nutritiative II is a continuation of the previous Youth Nutritiative programme which focused on issues such as healthier food choices, food labelling, food categorisation, and accessibility.

The programme is implemented from August to December 2024 by involving youth organisations from various backgrounds and issue focuses to collaborate in creating an ecosystem that supports the right to nutrition information, and access to healthy and sustainable food.

Read More »