Skip to content

LET'S DO SOME

READING

RISETalk #45 Menjadi Bijak di Era Digitalisasi

Halo Sobat Remaja! Di RISETalk kali ini, MinRISE akan mengajak kalian membahas topik yang tentunya relate dengan problematika masa kini.

Kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara menjadi pribadi yang bijak di era globalisasi bersama Kak Firzan Nisnanda atau kerap dipanggil Kak Firzan. Yuk simak artikelnya sampai habis ya.

Apa sih era digitalisasi itu?

Sebelum masuk ke pembahasan, alangkah baiknya kita memahami dulu makna era digitalisasi.

Sesuai namanya, era digitalisasi mendorong munculnya perubahan aktivitas kehidupan ke arah digital berupa akses internet.

Misalnya, saat ini banyak orang yang melakukan pembayaran dengan cara scan barcode atau menggunakan dompet digital di smartphone mereka. 

Era digitalisasi ini bagai pisau bermata dua yang memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi negatif contohnya berbentuk hate speech, bullying, dan cyber crime.

Adapun sisi positifnya seperti yang bisa kita rasakan sekarang. Contohnya di bidang pendidikan, akses ilmu pengetahuan menjadi lebih luas. Dalam bidang ekonomi, pilihan pembayaran yang semakin praktis dan kemudahan berbelanja.

Tantangan Digitalisasi di Indonesia dan Bagaimana Menjadi Netizen Bijak

Nah, sebagai anak muda tugas kita adalah menjaga diri kita dari perilaku negatif di dunia maya.

Lebih bagus lagi kalau kita bisa mengedukasi pengguna internet lain agar tidak melakukan hal negatif di dunia maya dan menerapkan etika digital sesuai tata krama di Indonesia. 

Kenapa harus begitu?

Karena semua yang kita tulis atau unggah di media sosial merupakan refleksi diri kita sendiri.

Seperti yang kita tahu, digitalisasi di Indonesia masih menghadapi tantangan serius, yakni pemerataan pembangunan infrastruktur. Berbagai lapisan masyarakat di daerah pelosok masih kesulitan dalam mengakses informasi aktual.

Mirisnya, pemerintah yang mencanangkan sekolah daring justru belum mampu menyediakan jaringan koneksi yang memadai sehingga banyak siswa yang enggan atau belum maksimal belajar daring.

Jadi, pemerintah harus segera melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur terutama terkait jaringan sehingga koneksi internet di seluruh Indonesia menjadi lebih kencang dan stabil.

Selain infrastrukturnya, sumber daya manusia harus disiapkan dengan teknologi itu sendiri. Masyarakat di daerah pedalaman atau komunitas kecil diedukasi mengenai pentingnya teknologi dan bagaimana cara menggunakannya secara bijak.

Banyak masyarakat di daerah yang terdapat jaringan bingung bagaimana cara memaksimalkan teknologi untuk meningkatkan ekonomi padahal potensi sumber daya mereka tinggi. 

Pemerintah bisa memulai pembangunan dari desa yang kemudian dilanjutkan dengan kota-kota besar.

Memang pemerintah sudah merealisasikannya melalui dana desa. Akan tetapi, pamong desa dan masyarakat belum mengetahui dengan benar bagaimana cara mengalokasikan dana tersebut.

Dari sini, kita bisa ambil kesimpulan bahwa segala sesuatu harus diarahkan ke mana.

Pemerintah harus tahu orientasi teknologi dan sasarannya siapa lantas mengedukasi penggunaan teknologi yang bijak.


Topik selanjutnya mendiskusikan gambaran era digitalisasi. Era digitalisasi begitu membantu masyarakat dalam berbagai bidang, terutama ekonomi dan pendidikan.

Dari sisi pendidikan, siswa dapat mengikuti kursus daring kapanpun dan dimanapun. Adapun dari sisi ekonomi, UMKM bisa memanfaatkan fitur marketplace di media sosial untuk mendapat segmentasi pasar yang lebih luas.

Akan tetapi, perlu dicatat bahwa edukasi masyarakat menjadi faktor vital dalam merealisasikan kemajuan teknologi. Diharapkan anak muda menjadi pelopor utama dalam hal ini.

Kita harus lebih kreatif dalam mengotak-atik fitur teknologi yang bermanfaat bagi kepentingan umum.

Highlight

Article

Kick Off the 2nd Year of KOPAJA

On the first day of the activity, the agenda began with remarks from RISE Foundation representatives and the reading and signing of the cooperation contract. The main session discussed reflections on the implementation of the Urban Futures 2024 programme, with discussions on obstacles, lessons learned, and improvements that need to be made in 2025. One of the major changes is the adjustment of the cooperation model with CAI organisations, where in the future, KOPAJA will no longer refer to one particular organisation in involving inclusivity. This change aims to open up wider collaboration opportunities with various other inclusion organisations.

Read More »
Article

YOUTH NUTRITIATIVE II

RISE Foundation supported by the Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia is committed to encouraging inclusive and meaningful youth participation in the fulfilment of the right to nutrition information and access to healthier, safer, affordable, responsible and less wasteful food for adolescents in Indonesia.
This commitment is realised through the Youth Nutritative (Nutrition Innovative) batch II initiative. Youth Nutritiative II is a continuation of the previous Youth Nutritiative programme which focused on issues such as healthier food choices, food labelling, food categorisation, and accessibility.

The programme is implemented from August to December 2024 by involving youth organisations from various backgrounds and issue focuses to collaborate in creating an ecosystem that supports the right to nutrition information, and access to healthy and sustainable food.

Read More »