Penulis: Shila Dwi Ramadhani
Editor: Shopa Marwati
Halo Sobat Remaja!
Hampir setiap hari kita bersandingan dengan produk makanan kemasan. Namun, kita acapkali abai terhadap label yang tertera pada suatu makanan karena menganggap sepele hal tersebut. Padahal, label pangan punya peran penting untuk konsumen maupun produsen. Nah, pada RISETalk ke-37 ini, kita akan membahas lebih banyak tentang label pangan bersama Kak Joko Tri Rubiyanto atau akrab disapa kak Jo. Kak Jo merupakan alumni program studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
Label pangan adalah setiap keterangan berisi informasi tentang nutrisi, kandungan, bahan, tanggal kedaluwarsa, tanggal produksi, dan lain sebagainya. Menurut Kak Jo, label pangan merupakan sarana komunikasi industri kepada konsumennya untuk memberitahukan apa saja kandungan dalam produknya. Sementara dari sisi konsumen, label pangan adalah suatu pemenuhan hak untuk mengetahui kandungan atau bahan apa yang akan dikonsumsi mereka.
Bagi generasi muda, penting untuk mulai peduli dengan label pangan pada suatu produk konsumsi. Dengan memahami jumlah kandungan gizi yang terkandung dalam suatu makanan, kita akan terhindar dari kelebihan konsumsi (overconsumption) seperti kelebihan gula atau lemak. Sebagai anak muda, pengetahuan seputar label pangan ini diharapkan dapat disebarluaskan kepada lingkungan sekitar mereka.
Di masa muda, kita cenderung bebas memilih makanan dan minuman sesuai keinginan kita, tanpa memperhatikan jumlah kebutuhan gizinya. Padahal jika kita terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tidak tepat, hal itu akan berdampak pada kondisi tubuh di masa tua. Cita-cita yang besar di masa depan mungkin saja akan terhalang karena masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh overconsumption.
Sebuah adagium mengatakan you are what you eat. Rupanya, apa yang kita makan dapat menggambarkan siapa diri kita. Sehingga penting untuk kita melihat kembali apa yang kita konsumsi. Dalam memilih makanan setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan yakni kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa (KLIK).
Pertama, cek kemasan. Kemasan yang rusak, sobek, atau penyok akan berpengaruh pada kualitas isi produk. Kedua, cek label. Pada label biasanya tercantum kandungan zat atau bahan serta jumlah kalorinya dalam produk. Misalnya dalam sebungkus makanan ringan berukuran besar, tertera takaran sajinya sebanyak 10 gram. Maka batas konsumsi kita untuk makanan tersebut hanya 10 gram saja perhari. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah gula, garam, dan lemak. Konsumsi gula perhari yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia adalah 50 gram. Adapun garam dibatasi hanya sekitar 1 sendok makan perhari.
Ketiga, cek izin edar. Penting bagi konsumen untuk mengecek izin edar suatu produk makanan maupun minuman. Izin edar adalah jaminan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahwa produk yang dijual telah memenuhi syarat dan dinyatakan aman.
Keempat, cek kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa juga menjadi parameter kualitas produk. Produk yang telah mendekati atau melewati tanggal kedaluwarsa sebaiknya tidak dibeli karena kualitas isinya telah berubah.
Di banyak negara lain, saat ini telah ada Front of Package Labeling (FOPL) yang menyajikan informasi jumlah energi, lemak, gula, dan garam secara ringkas. FOPL dinilai lebih mudah dipahami konsumen dibandingkan tabel nutrisi. Beberapa produsen bahkan memberikan skor nutrisi pada produk makanan mereka, sehingga pembeli dapat menilai manfaat produk mereka secara jelas. Langkah tersebut juga menjadi bukti bagaimana produsen menghargai konsumennya dengan memberitahukan gizi produk yang mereka tawarkan.
Pemberian label pangan sayangnya belum secara rata diterapkan pada semua produk makanan. Contohnya produk langsung konsumsi seperti kopi yang saat ini banyak beredar di kafe. Tak jarang penjual menambahkan berbagai varian topping yang mengandung lebih banyak gula dan pemanis. Dari sini muncul harapan agar di masa depan label pangan untuk jenis produk siap saji dapat diterapkan di Indonesia.
Label pangan mungkin terlihat rumit bagi sebagian besar orang. Namun membaca label makanan sebelum mengonsumsinya, memberikan kita kesempatan untuk lebih teliti terhadap kebutuhan tubuh kita. Kepedulian terhadap perkara sederhana di sekitar kita seperti label pangan, nyatanya dapat memberikan efek positif untuk kehidupan kita.