Penulis : Celine Anastasya
Editor : Mohammad Fathur Rozi
Halo, Sobat Remaja!
Di tengah pandemi, vaksin menjadi sebuah usaha pencegahan. Sebab dalam kasus penyebaran virus yang sedang berlangsung saat ini, vaksin mampu meningkatkan imun terhadap virus Sars COVID-2 yang menjadi sumber penyakit COVID-19.
Vaksin adalah produk biologi berisi antigen. Produk tersebut diolah sedemikian rupa supaya orang yang memakainya akan memiliki suatu kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu.
Vaksin sendiri mengandung virus yang telah dilemahkan atau dimatikan. Ketika dimasukkan pada seseorang, tubuh tersebut akan membentuk antibodi. Walaupun bisa memunculkan sedikit efek samping, vaksin sangat efektif untuk mencegah virus corona yang masih berkembang di seluruh dunia tersebut. Sejauh ini, jenis vaksin yang banyak dikenal terdiri atas vaksin primer (vaksin dosis 1 serta dosis 2) dan booster.
Saat vaksin primer telah lengkap diperoleh, seseorang baru bisa diberikan vaksin booster. Contoh vaksin primer di Indonesia adalah Sinovac, Astrazeneca, Pfizer, Moderna, Zidivax, dan Sinopharm. Sementara pada kategori vaksin booster terdapat Astrazeneca, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm. Kementerian Kesehatan pun telah mengeluarkan ketentuan terkait kombinasi penggunaan vaksin primer dan booster ini.
Efek samping yang muncul karena vaksin cukup tergantung pada respon masing-masing tubuh. Ada beberapa individu yang merasakan demam setelahnya, atau hanya merasa sakit di bekas luka suntikan. Efek samping ini juga bisa bersifat lokal atau sistem tubuh. Pada kasus lokal rata-rata gejalanya berupa demam, meriang, nyeri di bekas suntikan, nyeri otot, sakit kepala, hingga alergi (hipersensitivitas terhadap vaksin).
Orang yang bisa menerima vaksin COVID-19 sampai saat ini dikategorikan berdasarkan rentang umur. Rentang tersebut antara lain umur 6-11 tahun, 12-17 tahun, dan => 18 tahun. Sementara vaksin primer bisa diberikan kepada semua rentang umur, vaksin booster sayangnya hanya bisa diperoleh oleh orang berusia 17 tahun ke atas.
Anak-anak berumur 6-11 pun hanya bisa diberikan vaksin Sinovac. Pemberian vaksin pada lansia juga termasuk diprioritaskan, terutama yang berumur lebih dari 60 tahun dan memiliki imunokompromais.
Jika berbicara soal keefektifan vaksin, kita bisa melakukan perbandingan. Sebab, data yang ada telah secara jelas menunjukkan turunnya angka kasus positif seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi. Vaksin COVID-19 ini juga bermanfaat dalam menurunkan angka kematian, karena keparahan gejala yang akan dialami saat kita terjangkit akan lebih ringan dibanding orang yang belum mendapatkan vaksin.
Poin penting yang perlu diingat adalah bahwa vaksin tidak 100% melindungi kita dari COVID-19, sehingga protokol kesehatan masih harus diperlukan di kehidupan sehari-hari. Hal ini harus terus didengungkan, terutama karena masih terdapat kesalahan persepsi di tengah masyarakat kita. Misalnya, ada yang menganggap kalau vaksin booster tidak penting jika sudah pernah vaksin primer. Padahal, vaksin Sinovac (misalnya) yang disertai booster akan meningkatkan keefektifan vaksin hingga 91%.
Terdapat juga sebagian masyarakat yang tidak bisa mendapatkan vaksin karena beberapa alasan, misalnya karena memiliki penyakit tertentu. Orang-orang tersebut bisa jadi berada di sekitar kita dan lebih banyak dari yang kita bayangkan. Maka dengan memperoleh vaksin, kita secara tidak langsung membantu mereka agar tetap aman!
Informasi palsu atau hoax tentang vaksin bisa dikatakan cukup banyak. Narasi vaksin bisa menyebabkan kematian bahkan sempat muncul pada awal peluncuran vaksin COVID-19. Ketakutan akan vaksin juga beberapa disebabkan oleh efek samping yang mengikutinya. Hal ini memang bukan informasi palsu, tapi efek samping ini sendiri bukanlah pertanda buruk. Beberapa literatur bahkan setuju bahwa efek samping merupakan tanda vaksin sedang bekerja. Tubuh kita artinya merespon antigen dari vaksin, dan akhirnya kekebalan yang diinginkan terbentuk.
Efek samping ini biasanya hanya berlangsung 1-3 hari. Hotline yang dimiliki Kemenkes atau badan-badan lainnya terkait vaksin pun dapat dihubungi jika kita membutuhkan bantuan, atau misalnya efek samping terasa tidak normal seperti pada umumnya.
Kasus COVID-19 di Indonesia saat ini mungkin tergolong mereda, tetapi virus yang bermula muncul di Wuhan ini diprediksi tidak akan benar-benar hilang. Dengan situasi ini, maka melindungi diri dengan vaksin menjadi upaya minimal yang bisa dilakukan!
Kita bisa memulai ajakan dan edukasi dari lingkungan terdekat seperti keluarga, teman, dan sekolah/kampus. Memberi pemahaman bahwa vaksin merupakan hal yang baik. Terlebih lagi, pos pemberian vaksin sekarang sudah cukup tersebar. Platform sosial media pun bisa menjadi pilihan untuk menyebarkan informasi tentang vaksin ini.
Yuk, kita vaksin! Kalau kata pepatah lama: lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka, mari menjadi educator kecil di lingkungan kita masing-masing!
Adanya vaksin ini sangat berdampak dan dibutuhkan, apalagi pada daerah-daerah yang masih minim vaksin. Dan jika bisa, jangan lupa juga untuk memperoleh vaksin primer dan juga booster.