Penulis: Nadia Mulanie
Editor: Tamaya Feby Erica
Hai, Sobat Remaja!
RISETalk kali ini bersama Kak Karina dan Kak Audrey dari Women Tourism akan membahas masalah bulanan perempuan, yaitu nyeri menstruasi. Bagaimana nyeri itu bisa terjadi? Bagaimana cara mengatasinya? Apakah ada perbedaan nyeri menstruasi sebelum dan sesudah nikah? Nah, ayo kita simak!
Pada dasarnya nyeri saat haid adalah hal yang normal dan wajar. Namun ada perempuan yang tidak merasakan nyeri tersebut dan itu normal, bagi yang merasakan nyeri haid yang hebat hal itu tetap normal juga. Nyeri haid sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dibandingkan antara kita dan perempuan lain, karena memang pain tolerance setiap orang berbeda-beda.
Kita harus mengetahui penyebab dari nyeri menstruasi terjadi. Saat menstruasi rahim kita berkontraksi, ini yang menyebabkan pembuluh darah di daerah rahim kita seperti terjepit dan kekurangan oksigen, kemudian tubuh kita akan mengeluarkan senyawa kimia yang menyebabkan rasa sakit. Hal tersebut merupakan hal normal, namun jangan diremehkan juga, karena ada beberapa nyeri haid yang menjadi tanda bahwa seseorang terkena penyakit tertentu. Contoh yang paling sering terjadi adalah kista cokelat.
Sebenarnya ada cara yang dapat kita jadikan tolak ukur untuk mengetahui apakah nyeri haid yang kita alami adalah normal atau tidak normal. Biasanya nyeri menstruasi dalam kondisi yang normal dapat ditahan dan tidak mengganggu aktivitas. Salah satu ciri nyeri menstruasi yang tidak normal adalah nyeri terjadi sebelum menstruasi, sepanjang siklus menstruasi selalu merasa nyeri sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan tidak bisa hilang padahal sudah mengonsumsi obat pereda nyeri. Nah, apabila tanda ini ada pada tubuh kita, kita sebaiknya waspada dan memperhatikan apakah nyeri tersebut merupakan gejala awal penyakit.
Cara mengatasi nyeri haid bisa dilakukan dengan cara mengenali karakteristik dari menstruasi terlebih dahulu seperti siklusnya, volume menstruasi, darah yang keluar apakah menggumpal dan mengetahui seperti apa nyeri yang biasa dialami. Selain itu, kita juga bisa membuat catatan atau jurnal untuk mengetahui faktor dan pola nyeri haid. Pola tidur dan pola makan memiliki peranan yang cukup penting bagi rasa nyeri haid. Kita disarankan menghindari minuman atau makanan yang mengandung kafein yang tinggi dan tinggi gula.
Salah satu cara untuk mengatasi nyeri haid lainnya adalah dengan cara berolahraga teratur, karna pada saat berolahraga timbul hormon Dophamine yang dapat menekan hormon yang menyebabkan nyeri haid. Jika nyeri sudah melampaui batas, kita disarankan mengonsumsi obat anti nyeri berupa Paracetamol atau Asam Mefenamat.
Peningkatan nyeri menstruasi tidak dipengaruhi oleh bertambahnya usia. Pola hidup kita adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi nyeri menstruasi. Jika kita menjaga pola hidup sehat, mampu mengontrol emosi dan menjaga pola tidur yang baik, diharapkan jika sudah berusia lanjut rasa nyeri haid akan berkurang. Sebaliknya, jika kita mengabaikan dan tidak peduli dengan pola hidup sehat, bisa saja rasa nyeri haid malah semakin meningkat di usia lanjut. Orang yang sudah berusia lanjut dan sudah pernah melahirkan bisa saja memiliki rasa nyeri menstruasi yang rendah, karena pain tolerance meningkat yang disebabkan karena pengalaman mereka yang pernah merasakan nyeri yang lebih besar pada saat melahirkan.
Saat hamil perempuan tidak mengalami nyeri haid, karena selama mengandung ia tidak mengalami masa menstruasi. Pasca melahirkan tubuh kita perlu waktu untuk menyempurnakan kestabilan hormon dalam tubuh, terlebih jika ibu hamil langsung memberikan ASI. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya kemungkinan tidak mengalami menstruasi selama kurang lebih 2 tahun, karna pada saat menyusui secara aktif, terdapat suatu hormon yang menekan hormon penyebab menstruasi.
Alat kontrasepsi hormonal berupa pil KB dapat mengurangi rasa nyeri saat haid hal tersebut dikarenakan pil KB menekan hormon yang menyebabkan adanya nyeri haid, selain itu dapat menyebabkan seorang ibu tidak mengalami menstruasi. Pada umumnya rasa nyeri haid dialami oleh usia remaja, yakni 16-25 tahun. Namun, kebanyakan remaja di Indonesia belum menikah pada rentang usia tersebut. Fasilitas kesehatan di Indonesia juga enggan memberikan pil kontrasepsi bagi seseorang yang belum menikah karena dianggap tabu dan tidak lumrah.
Ketika seorang perempuan menstruasi dan mengalami nyeri haid, kita tidak perlu takut karena itu merupakan hal yang normal. Menerapkan pola hidup sehat sudah cukup untuk pencegahan nyeri haid dan mengonsumsi obat pereda nyeri merupakan pertolongan pertama apabila nyeri haid sudah mulai mengganggu. Jika sudah menerapkan keduanya dan tetap mengalami nyeri, kita disarankan untuk periksa ke dokter kandungan atau obgyn. Stigma mengenai pengobatan nyeri haid dengan cara menikah dan melahirkan adalah tindakan yang salah. Hal tersebut tentu tidak berkaitan satu sama lain. Pengobatan untuk nyeri haid dapat dilakukan melalui pengobatan hormonal.
Kemudian masalah terakhir yang dialami perempuan ketika menstruasi adalah perihal mencuci pembalut. Terdapat mitos yang mengatakan bahwa perempuan yang tidak mencuci pembalutnya, maka pembalut tersebut akan dimakan oleh hantu. Tentu hal itu didukung oleh adanya kepercayaan atau adat dari daerah masing-masing. Namun terdapat sisi positif akibat adanya mitos tersebut, yakni kita harus membuang pembalut yang telah digunakan dengan beradab. Salah satunya dengan cara membungkus dengan plastik yang diikat dengan rapi agar tidak terlihat kotor dan mencemari pemandangan.