Penulis: Jennifer Dinata
Editor: Celine Anastasya
“Apa, sih, resolusimu di tahun 2022?”
“Bisa enggak, ya, di tahun 2022 ini aku mencapai karir dan mencari pekerjaan baru sesuai passion?”
“ Duh, bagaimana, ya, jika resolusi di tahun 2022 yang kubuat tidak tercapai?”
“Apa aku bisa jadi lebih baik di tahun 2022 ini dibandingkan dengan tahun lalu?”
Beberapa pertanyaan tersebut mungkin pernah terlintas di benak kita, atau mungkin kita sedang mengalaminya sekarang ini. Ketakutan-ketakutan tersebut tidak hanya dialami mahasiswa fresh graduate, tetapi juga orang-orang yang sedang mencari pekerjaan atau merencanakan karir. Dengan kondisi saat ini yang bisa dikatakan kurang kondusif, ada beberapa keterbatasan dalam mencari pekerjaan. Namun, hal tersebut seharusnya tidak menghentikan kita untuk berjuang mencapai karir cemerlang.
Memasuki awal tahun baru merupakan salah satu kesempatan untuk memulai lembaran baru, termasuk menemukan jati diri dan berkarir. Oleh karena pandemi COVID-19 yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia, banyak tantangan yang harus dihadapi dalam membangun karir yang diinginkan. Tantangan tersebut pun haruslah menjadi acuan dalam membangun, mengembangkan, serta mempersiapkan resolusi diri di tahun 2022.
Tepat pada tanggal 1 Januari lalu, RISE Foundation mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Kak Aji Santoso yang merupakan alumni dari Program Studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada. Pekerjaan pertama yang diperoleh beliau setelah lulus adalah menjadi project assistant di Indonesian Ecotourism Network (INDECON), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan lingkungan. Project dari organisasi yang berbasis di Jakarta tersebut banyak dilakukan di rural area dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sebab sektor pariwisata sempat mengalami kelesuan pada awal pandemi, project yang dilakukan belakangan ini banyak berfokus pada kegiatan pemulihan dan adaptasi.
Anak-anak muda pun pernah menjadi sasaran dalam salah satu project yang digarap oleh Kak Aji. Project yang pernah dilangsungkan di Kabupaten Barru dan Pangkep, Sulawesi Selatan tersebut berfokus pada pengembangan anak muda berusia 16–29 tahun agar dapat berdaya, mandiri, dan memiliki pekerjaan yang layak. Kegiatan-kegiatan seperti training, after-training support, dan coaching dilakukan untuk mendorong anak-anak muda tersebut. Topik pelatihan yang diberikan pun bervariasi, mulai dari membahas bagaimana membuat virtual tour yang menarik, mengelola daya tarik wisata, sampai membuat produk cendera mata yang menarik dan tepat sasaran. Salah satu pemahaman yang ditekankan adalah modal penting untuk memulai pariwisata berbasis masyarakat bukanlah dana yang besar, melainkan sumber daya manusia.
Seperti anak muda lainnya, Kak Aji pun sempat mengalami cemas dan kebingungan dalam memilih jalan karirnya atau yang sering dikenal dengan istilah quarter life crisis. Adanya rintangan dan hambatan, baik dari faktor internal maupun eksternal, membuat kita tidak jarang perlu menyesuaikan atau bahkan mengubah tujuan, cita-cita, dan passion yang mulanya telah direncanakan. Kemampuan untuk mempertimbangkan keadaan dan melihat peluang pun menjadi penting untuk dimiliki. Maka dari itu, jiwa raga yang sehat serta penemuan passion dan jati diri akan sangat membantu dalam perjalanan kita membangun karir. Bekerja sesuai passion akan membuat kita enjoy dan nyaman dalam perjalanannya. Sementara di sisi lain, pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion hanya lebih sering menjadi beban bagi diri kita sendiri dan berdampak negatif bagi kesehatan fisik dan psikis.
Membangun karir dan masa depan adalah suatu hal yang besar dan signifikan. Pelibatan orang tua – baik untuk teman diskusi dan berbagi cerita – juga sebaiknya tidak terlewat dalam proses tersebut. Sebagai orang yang sudah banyak makan asam garam kehidupan dan lama mengenal kita, mereka pasti memiliki pertimbangan dan masukan yang berguna dan bermanfaat. Planning untuk masa depan sejak dini bahkan sebelum lulus kuliah juga akan membantu agar kita tidak buta arah nantinya. Tentu saja, kita perlu teliti dan jeli dalam memilih opsi pekerjaan karena setiap pilihan yang diambil pastilah memiliki konsekuensi. Jangan lupa berkaca lagi dengan passion yang telah kita miliki!