Oleh: Tiara Shafira Azzahra
Pekan Olahraga Nasional XX atau PON XX Papua 2021 telah sukses digelar pada tanggal 2—15 Oktober lalu di Stadion Lukas Enembe, Papua. Ajang olahraga nasional ini awalnya akan diadakan pada 20 Oktober hingga 2 November 2020 lalu, tetapi ditunda keberlangsungannya karena pandemi COVID-19. Dengan motto “Torang Bisa!”, pelaksanaan PON XX Papua disambut dengan sangat baik oleh para remaja Indonesia khususnya para remaja Papua.
Beberapa waktu lalu, RISE Foundation berkesempatan untuk mengobrol bersama Sidik Ajie Pangestu yang merupakan remaja asli Papua mengenai keseruan PON XX Papua 2021. Sidik merupakan salah satu penari yang tampil di Opening Ceremony PON XX Papua 2021. Dia tergabung ke dalam kelompok La Pago di grup Five Territory yang menggambarkan 5 wilayah adat besar di Papua. La Pago berasal dari suku di daerah pegunungan yang menciptakan kesatria-kesatria tangguh di Papua. Menurut Sidik, keterlibatan remaja dalam PON Papua sangat banyak mulai dari menjadi penari hingga volunteer sebagai panitia. Para remaja Papua turut berkontribusi dan menyumbang berbagai materi untuk turut menyukseskan PON.
Meskipun sempat ada kekhawatiran akan terjadinya kluster baru COVID-19 saat penyelenggaraannya, PON XX Papua 2021 cukup aman karena prokes yang dijalankan sangat ketat. Para penonton yang menghadiri venue acara diharuskan sudah menerima vaksin. Selain itu, satgas COVID dan organisasi-organisasi seperti Pramuka juga terlibat langsung untuk membantu pengecekkan prokes.
Dalam penyelenggaraannya, PON XX Papua 2021 tentu saja memberikan banyak sekali dampak positif. PON Papua memberikan pengalaman baru kepada para peserta acara dan volunteer serta peningkatan ekonomi bagi para perajin dan pedagang suvenir khas Papua. Salah satu barang yang paling banyak dicari adalah noken, tas khas dari Papua. Para remaja Papua berharap penyelengaraan PON XX Papua 2021 ini dapat menjadi awal yang baik untuk pemerataan pembangunan infrastruktur ekonomi hingga kesehatan bagi masyarakat Papua. Mereka juga berharap agar ke depannya, diadakan kegiatan yang lebih beragam di Papua untuk menciptakan sejarah-sejarah baru.