Anak muda harus mulai menyadari pentingnya mempunyai skill khusus selain hal-hal yang dipelajari secara teoritis di sekolah. Skill khusus tersebut biasa disebut dengan soft skill, misalnya kemampuan beradaptasi dengan orang baru dan berpendapat di depan umum. Di masa pandemi ini, hampir semua hal dilakukan secara daring, mulai dari kegiatan belajar mengajar, konseling psikologis, kampanye, sampai mencari pasangan. Pemberian edukasi untuk anak muda dilakukan secara virtual melalui Instagram Live, Zoom Meeting, Google Meet, Whatsapp Group, dan sebagainya. Selain belajar, minat anak muda terhadap konseling secara online juga meningkat. Berdasarkan data konseling dari UNALA, sebanyak 460 klien remaja telah melakukan konseling dari tanggal 1—17 Juli 2021. Tren pembuatan campaign untuk membantu sesama juga mulai marak dilakukan. Orang-orang saling menolong satu sama lain yang membutuhkan bantuan untuk membeli berbagai kebutuhan ketika isolasi mandiri Covid-19.
Selama pandemi, anak muda tetap bisa meningkatkan skill yang mereka miliki. Dari rumah, kita bisa mendalami skill yang dibutuhkan di dunia kerja seperti penguasaan software, kemampuan berbahasa asing, penggunaan sosial media, dan kemampuan marketing sederhana. Salah satu skill yang penting untuk dikuasai yaitu personal financial management untuk menghindari kerugian finansial saat pandemi.
Namun, masih banyak remaja yang terlalu mengikuti arus zaman melalui sosial media sehingga memendam jati diri atau tidak bisa mengenali kemampuan diri mereka sendiri. Contohnya adalah tren investasi saham atau cryptocurrency yang sedang banyak diminati. Investasi memerlukan keahlian khusus dan kemampuan analisa yang harus dilatih cukup lama. Namun, anak muda saat ini asal ikut-ikutan karena tergiur dengan keuntungan yang besar dan instan. Padahal, mereka belum tentu memiliki kemampuan dan modal yang cukup untuk terjun ke dunia investasi. Waktu untuk mengasah kemampuan diri menjadi banyak terbuang sehingga tidak memiliki bekal yang cukup ketika memasuki dunia kerja. Kita boleh mempelajari banyak keahlian, tetapi kita perlu fokus meningkatkan skill-skill tertentu untuk mengetahui kemampuan dan posisi kita di dunia kerja.
Anak muda harus belajar untuk beradaptasi di zona yang tidak nyaman agar bisa meningkatkan kemampuan diri ketika diberi tekanan di luar kebiasan atau keahliannya. Salah satu contohnya adalah saat melakukan kegiatan daring. Berbeda dengan aktivitas luring, tubuh kita tidak secara langsung menerima stimulasi atau reaksi dari kegiatan yang dilakukan. Bagi kebanyakan orang, hal tersebut menyebabkan keterlambatan pemahaman. Namun, jangan jadikan keterbatasan mobilitas kita sebagai halangan. Kita bisa membuat lingkungan belajar atau ruang bekerja menjadi nyaman dan menyenangkan sehingga bisa meningkatkan mood dan produktivitas.
Jangan pernah pula menyalahkan ketidakmampuan kita dalam melakukan suatu hal karena kita tidak berbakat. Seseorang yang mempunyai kemampuan public speaking tidak semata-mata memilikinya dari lahir, dia tentu melatih dirinya dengan berbicara di depan umum secara terus menerus. Apabila kita ingin menjadi ahli di bidang yang kita suka, kita harus berlatih dengan rajin. Manfaatkan waktu yang ada untuk belajar lebih giat.
Selain beradaptasi, anak muda juga harus menyadari pentingnya tiga kata ajaib “tolong, terima kasih, maaf” ketika berkomunikasi dengan orang lain. Mempelajari negoisasi juga penting untuk menyelesaikan permasalahan dan menemukan jalan tengah dari suatu konflik. Misalnya orang tua ingin kita berkuliah di jurusan kedokteran tetapi kita ingin menjadi seniman. Kita harus mampu memberikan argumen yang mendukung keputusan kita. Setelah itu, kita tunjukkan kepada orang tua bahwa kita bisa sukses dan bahagia di jalan hidup yang kita pilih.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet, kita dituntut untuk memahami UU ITE dengan baik dan benar. Jangan sampai ketika kita mengunggah sesuatu yang benar malah terjerat pasal karet UU ITE. Kesadaran tentang privasi dan digital security di akun sosial media kita harus mulai dibangun. Misalnya akun sosial media kita terlalu mengumbar privasi, kita bisa menonaktifkan atau menghapus akun tersebut agar informasi yang ada di dalamnya tidak disalahgunakan oleh pihak lain. Tidak lupa, kita harus selalu berhati-hati dan waspada terhadap kasus-kasus KBGO.
Dua tahun hidup bersama pandemi, mulai muncul berbagai macam konflik dan drama seperti kasus korupsi bantuan sosial, penimbunan alat kesehatan, dan kampanye public figure mengenai tempat wisata yang menjadi pro-kontra. Seharusnya, skill dan influence digunakan untuk hal-hal yang positif dan membantu orang lain, bukan untuk kepentingan diri sendiri.
Namun, tetap ada beberapa efek positif dari pandemi. Selain kita menjadi lebih perhatian dengan kebersihan dan kesehatan diri, kita juga lebih mengeksplorasi hal-hal di luar kebiasaan. Contohnya dapat kita lihat dari hal-hal sederhana seperti berkebun di rumah serta belajar memasak dan membuat kue melalui tutorial di internet. Tidak perlu menjadi ahli, kegiatan kecil tersebut bisa kita lakukan di saat bosan untuk menyegarkan pikiran.
Tanyakan kepada diri sendiri tentang bagaimana mimpi yang kita miliki. Kenali diri kita sendiri dan tidak perlu iri dengan kemampuan yang dimiliki orang lain. Setiap orang punya keunikan dan “kurikulum”-nya sendiri.