Halo sobat remaja!
Kalian pasti sudah nggak asing lagi dengan penyakit diabetes. Penyakit gula ini biasanya dikenal menyerang orang dewasa yang berusia 45 tahun ke atas.
Faktanya tidak demikian. Diabetes melitus bisa diderita oleh siapa saja, bahkan remaja sekalipun. Apalagi di zaman sekarang, di mana makanan dan minuman manis bisa didapatkan dengan mudah dan punya beragam rasa yang menggugah.
Di RISETalk episode kali ini, Kak Osel akan berbagi pengetahuan dengan kita seputar diabetes pada remaja. Kak Osel adalah salah satu health heroes facilitator yang juga merupakan Duta Genre Jakarta.
Kak Osel menjelaskan, diabetes melitus bukan termasuk penyakit menular. Artinya jika kita melakukan kontak langsung atau menggunakan barang-barang penderita diabetes, penyakit tersebut tidak akan menjangkiti kita.
Namun diabetes melitus tergolong sebagai penyakit menurun. Jadi, jika orang tua kita atau keluarga kita menderita diabetes, kita berpotensi tinggi untuk mengidap diabetes juga. Maka dari itu, mereka harus menjaga pola makan dan konsumsi gula agar diabetesnya tidak semakin parah.
Meski begitu, diabetes tetaplah penyakit berbahaya yang punya potensi menyebabkan kematian dan komplikasi. Bukan hanya orang tua tapi juga remaja.
Bahkan diabetes pada remaja punya risiko yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Mengutip dari laman hellosehat.com, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Treatment Options for Type 2 Diabetes in Adolescents and Youth (TODAY), diabetes yang diidap remaja lebih cepat berkembang dibandingkan orang dewasa atau lanjut usia.
Gejala diabetes yang paling umum adalah mudah haus dan luka susah sembuh sehingga mudah terkena infeksi. Selain melihat gejalanya, kita harus cek gula darah dan kondisi kesehatan secara rutin.
Diabetes bisa datang karena pola hidup tidak sehat. Misalnya, malas gerak dan tidak berolahraga di akhir pekan. Apalagi tak sedikit remaja yang justru memilih nongkrong di kafe dan memesan minuman serta makanan manis.
Pencegahan Diabetes pada Remaja
Kak Osel juga memberikan beberapa tips untuk menghindari diabetes. Ataupun menurunkan risikonya jika berasal dari keluarga dengan diabetes.
- Pertama, cek kesehatan.
Tanyakan kepada keluargamu, apakah ada riwayat diabetes dari keluarga? Apakah kita memiliki pola hidup yang berpotensi diabetes? Pastikan juga dengan mendatangi klinik untuk memeriksa kadar gula dalam darah kita.
- Kedua, mengatur pola makan dan minum.
Hindari minuman kemasan. Jika dilihat label pangan, minuman kemasan apapun itu memiliki kadar gula yang tinggi.
Meskipun ada label less sugar di kemasannya, bukan berarti tidak mengandung gula sama sekali.Jadi, kita tetap perlu menghitungnya secara kumulatif apakah melebihi batas atau tidak.
Konsumsi boleh, tapi jangan lupa untuk melihat kadar gulanya.
- Ketiga, olahraga.
Olahraga adalah salah satu cara ampuh yang bisa menurunkan berbagai risiko penyakit, termasuk diabetes. Malas berolahraga akan menyebabkan ragam komplikasi seperti obesitas, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
Jika Sudah Terlanjur Jadi Penderita, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kak Osel menambahkan, jika sudah terkena diabetes, kita perlu menjaga konsumsi gula kita menjadi lebih sedikit dari kadar normal dan mengatur pola makan. Tujuannya agar tidak semakin parah dan mencegah kematian.
Umumnya kita akan disarankan untuk kontrol dan konsultasi secara rutin ke dokter. Agar mendapat perawatan maksimal seperti obat dan suntik insulin.
Jangan lupa untuk tetap olahraga. Dan minta bantuan orang terdekat untuk selalu mendukung kita. Penyakit diabetes mungkin akan membuat kita kehilangan percaya diri. Jadi jangan sungkan untuk mencari support system kita.
Kita juga bisa menjadi agent of change untuk isu kesehatan ini. Salah satunya dengan mendukung kampanye diabetes bersama RISE Foundation dan Health Heroes Facilitator.
Terakhir, kita bisa punya masa depan yang manis tanpa diabetes !